Buku setebal 368 halaman yang berisi 250 judul puisi ini lahir karena keprihatinan terhadap kondisi Danau Toba. Uniknya, tak semua penulis di buku ini berlatar belakang sastrawan sehingga tak mengherankan jika sebagian besar puisi ini terbebas dari rima, jenis ataupun metode penulisan puisi. Kebebasan dari aturan berpuisi ini membuat sekuruh penulis bebas menyuarakan cinta mereka kepada Danau Toba lewat berbagai ekspresi emosi : marah, sedih, teguran, peringatan. Seperti pada bait kedua puisi berjudul Untuk Apa karya Amani Sehat Siahaan : Untuk apa Kamu datang kemari Kalau hanya untuk mengotori danauku Untuk menyebarkan limbah limbahmu Dengan bahasa sederhana apa adanya, puisi itu menjadi pertanyaan kepada semua pihak. Tak hanya kepada perusahaan yang membangun bisnis disana, tapi juga kepada para pengunjung dan semua pihak yang berkepentingan dengan Danau Toba. Seribu Sajak Danau Toba Jilid I hadir sebagi bentuk petisi dari orang-orang yang peduli terhadap kelangsu
Literacy Coffee Berdendang Merupakan Blog Senang-senang Literacy Coffee
Comments
Post a Comment