Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Di Dolok Sipiak Harapan Baru Kembangkan Karya Seni Untuk Kota Parapat

Parapat , Sabtu, 06 Desember 2014 dari berbagi komunitas pemuda hadir di Dolok Sipiak Parapat hal ini dilakukan sebagai upaya pengembangan Parapat sebagai kota wisata, beberapa diantara komintas tersebut adalah Komunitas Rumah Karya Indonesia, Cress film (salah satu komunitas film karo), Sotardok Art, Literasi Sumatera, Tataraing, Hendra Ginting dna Senapas Komunitas Seni Parapat selaku panitia local kegiatan ini. Acara diawali dengan Perform dari Hendra Ginting dan dilanjutkan dengan kata Sambutan mewakili Kominatas Seni Naposo Parapat ( Senapas) Irwan Sirait , Irwan dalam sambutanya bahwa Dolok Sipiak sangat dibutuhkan saat ini untuk sebuah ruang kreatifitas bagi pemuda parapet yang nanti kelak dapat berdampak akan perkembangan Parapat dan harapanya kerja sama dengan Rumah Karya Indonesia tetap terjalin untuk kegiatan-kegiatan berikut Lebih lanjut lagi Jhon Fawer Siahaan mewakili Rumah Karya Indonesia dalam Sambutannya mengatakan bahwa kerjasama ini terjadi atas kesamaan mis

Event Seni Budaya “Dolok Sipiak” untuk Geopark Kaldera Toba

ThePoliticaNews  – Kamis, 4/12/2014, 12:50 WIB Medan  – Bagi yang berencana menghabiskan akhir pekan di Parapat dalam minggu ini, jangan lewatkan event seni budaya bertajuk “Dolok Sipiak” yang berlangsung selama dua hari, 6-7 Desember. Ada serangkaian acara yang akan ditampilkan. Mulai dari tari-tarian tradisional, apresiasi sastra, seni daur ulang, workshop, melukis bersama anak-anak sekolah, serta penulisan buku puisi “Seribu Sajak Tao Toba” (jilid II). Penyelenggaranya adalah sekelompok pegiat seni budaya yang tergabung di Rumah Karya Indonesia (RKI). RKI dikenal sejak sukses melaksanakan festival kesenian “Jong Batak Art Festival” di Taman Budaya Sumatera Utara pada Oktober lalu. Di dalam rilisnya Sekjen RKI Jhon Fawer Siahaan menyebutkan event “Dolok Sipiak” juga ditujukan untuk mensosialisasikan rencana penetapan kawasan Danau Toba menjadi Geopark Kaldera Toba. Sebagaimana diketahui, Danau Toba yang oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah ditetapkan seb

Para Seniman Sosialisasi Geopark Kaldera Toba di Parapat

PARAPAT, KOMPAS.com  - Sejumlah seniman dari Rumah Karya Indonesia  (RKI) bekerja sama dengan pegiat lingkungan dari Jendela Toba serta seniman di Prapat bersatu membantu pemerintah dalam mensosialisasikan Geopark Kaldera Toba. Sosialisasi itu dikemas dalam bentuk karya seni. Kegiatan yang bertajuk pentas seni budaya, “Dolok Sipiak” ini berlangsung 6-7 Desember 2014 di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Sejumlah acara telah disiapkan, antara lain,  workshop  dan melukis bersama anak-anak sekolah, seni daur ulang, apresiasi sastra, tari, monolog serta penulisan buku puisi “Seribu Sajak Tao Toba” (jilid II). Hal ini dijelaskan Sekretaris Jenderal RKI, Jhon Fawer Siahaan didampingi kordinator program Fredico Purba, Jumat (5/12/2014). Jhon menjelaskan, sosialisasi Geopark Kaldera Toba harus terus-menerus dilakukan. Mengingat wacana ini masih kurang populer di masyarakat yang berdomisili di kawasan kaldera Toba. "RKI juga ikut bertanggung jawab terhadap perkembangan Geo

Sosialiasi Geopark Kaldera Toba Seribu Sajak untuk Tao Toba

METROSIANTAR.com, SIMALUNGUN  – Pentas seni budaya ‘Dolok Sipiak’ akan digelar sebagai bentuk sosialisasi Geopark Kaldera Toba. Bentuk-bentuk kegiatan antara lain workshop dan melukis bersama siswa, seni daur ulang, apresiasi sastra, tari, monolog serta penulisan buku puisi ‘Seribu Sajak Tao Toba’ Jilid II Kegiatan tersebut direncanakan digelar pada 6-7 Desember di Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Kepada METRO, Rabu (3/12), Sekjen Rumah Karya Indonesia (RKI) Jhon Fawer Siahaan memaparkan, RKI bekerjasama dengan pegiat lingkungan dari Jendela Toba serta seniman di Parapat akan menggelar sosialisasi Geopark Kaldera Toba yang dikemas dalam bentuk karya seni. Jhon menjelaskan, sosialisasi Geopark Kaldera Toba harus terus menerus dilakukan, mengingat wacana ini masih kurang populer di masyarakat yang berdomisili di kawasan Kaldera Toba. RKI juga ikut bertanggungjawab terhadap perkembangan Geopark Kaldera Toba, karena hal itu merupakan kebutuhan banyak orang. RKI bersama J

SERIBU SAJAK TAO TOBA (JILID I)

Buku setebal 368 halaman yang berisi 250 judul puisi ini lahir karena keprihatinan terhadap kondisi Danau Toba. Uniknya, tak semua penulis di buku ini berlatar belakang sastrawan sehingga tak mengherankan jika sebagian besar puisi ini terbebas dari rima, jenis ataupun metode penulisan puisi. Kebebasan dari aturan berpuisi ini membuat sekuruh penulis bebas menyuarakan cinta mereka kepada Danau Toba lewat berbagai ekspresi emosi : marah, sedih, teguran, peringatan. Seperti pada bait kedua puisi berjudul  Untuk Apa  karya Amani Sehat Siahaan : Untuk apa Kamu datang kemari Kalau hanya untuk mengotori danauku Untuk menyebarkan limbah limbahmu Dengan bahasa sederhana apa adanya, puisi itu menjadi pertanyaan kepada semua pihak. Tak hanya kepada perusahaan yang membangun bisnis disana, tapi juga kepada para pengunjung dan semua pihak yang berkepentingan dengan Danau Toba. Seribu Sajak Danau Toba Jilid I hadir sebagi bentuk petisi dari orang-orang yang peduli terhadap kelangsu

Launching Buku 1000 Sajak Tao Toba

Setelah melewati proses panjang, buku antologi puisi Seribu Sajak  Tao  Toba dilaunching, di Ruang Pameran Taman Budaya Sumatera Utara Jalan Perintis Kemerdekaan No. 33, Sabtu, 03 Maret 2014 lalu. Buku Seribu Sajak  Tao  Toba merupakan kumpulan puisi yang ditulis ratusan penyair yang tersebar di penjuru Indonesia. Buku ini digagas oleh Jhon Fawer Siahaan, Andi Siahaan, Andi Damanik dan Aquardes Pakpahan. Penerbitan buku ini merupakan salah satu wujud keprihatinan para penulis terhadap kondisi  Tao  Toba (Danau Toba), sekaligus sikap mereka terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di Kawasan Danau Toba. Tidak heran jika pada buku ini akan kita temui puisi-puisi dengan ekspresi berbeda. Seperti diungkapkan Jhon Fawer Siahaan, prinsipnya puisi-puisi yang dimuat dalam buku ini lebih kepada ungkapan para penyairnya. Sedangkan soal estetika hanyalah bagian lain yang sifatnya mendukung tulisan. Boleh disebut tujuan utama penerbitan antologi Seribu Sajak Tao Toba ini adalah untuk melahirk

Literasi Sumatera Wahana Alternatif Sejarah Lokal

Medan | Jurnal Asia Kegelisahan yang dirasakannya akan minimnya penulis lokal dan ketiadaan wahana yang bisa menjadi tempat untuk berdiskusi, melakukan riset dan pusat referensi mengenai sejarah Sumatera membuat Jhon Fawer Siahaan merasa harus segera mendirikan Literasi Sumatera, lembaga yang diharapkannya bisa mereduksi kekurangan-kekurangan tersebut. Bertempat di Jalan Sisingamangaraja No. 132 Medan, lembaga tersebut berlokasi dimana ia menyimpan ratusan bukunya yang sebagian besar bertemakan sejarah lokal Sumatera, terutama Sumatera Utara. Buku-buku yang dimilikinya juga termasuk buku langka dan mahal seperti Tuanku Rao, Bukit Kadir, Ahu Sisingamangaraja, Di Bawah Bendera Revolusi, Sejarah Kemerdekaan Sumatera, Toba Na Sae, dan sebagainya. Namun dia tidak berniat menjual koleksinya tersebut karena tujuannya bukanlah untuk keperluan komersil, melainkan murni untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Malah dia berniat menambah koleksinya tersebut agar mereka yang membutuhk

FESTIVAL FILM PELAJAR SUMATERA UTARA

FESTIVAL FILM PELAJAR SUMATERA UTARA Email: festivalfilmpelajarsumut@gmail.com Latar Belakang Bangsa Indonesia dibangun dengan beberapa pilar, salah satunya adalah Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Pilar ini merupakan kekuatan pembentuk jati diri bangsa yang terdiri dari keanekaragaman suku, bahasa, agama, seni, budaya, dll. Masing-masing elemen memiliki karakter yang telah hidup dan berakar kuat, kemudian membentuk kekuatan dan keunikan nusantara. Keanekaragaman ini diperkokoh lagi dengan kesadaran satu tanah air Indonesia. Maka, lengkaplah kekuatan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang siap menyongsong masa depan lebih baik di berbagai sektor kehidupan. Bhinneka Tunggal Ika tidak sekadar semboyan bangsa Indonesia. Ia harus dipahami sebagai tali perekat keanekaragaman. Apabila tali ini terkoyak, maka akan terjadi kerenggangan hubungan sosial dan lainnya. Untuk menjaga dan menghindari hal ini kita harus memiliki pemikiran, sikap dan perilaku yang baik